Sistem perkandangan sapi potong
Ropi Candra. SPt
Disusun
oleh:
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya penjatkan kehadirat Alloh SWT,
yang atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “sistem
perkandangan sapi potong”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas
dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan imbalan
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kebutuhan daging sapi potong secara nasional setiap tahun terjadi
peningkatan, akan membawa dampak negatif terhadap kemampuan produksi dan
perkembangan populasinya. Kemana puan produksi daging sapi potong tahun 2006
mencapai 290,56 ribu ton,sementara kebutuhan daging sapi mencapai 410,9 ribu
ton dengan tingkat konsumsi sebesar 1,84 kg/kapita/tahun atau mengalami defisit
sebesar 29,3 %. Sedangkan pertumbuhan sapi potong pa tahun yang sama mencapai
sebesar 1,22 % dari populasi yang diprediksikan sebesar 10,8 juta, belum
mencukupi kebutuhan daging dengan tingkat defisit sebesar 1,6 juta ekor (14,5
%) dari populasi i 12,4 juta ekor. Upaya pemerintah Cq. Dirjen Peternakan telah
mencanangkan swasembada daging sapi tahun 2010, dengan predeksi sebesar 90 – 95
% kebutuhan dipasok dalam negeri dan 5 – 10 % impor dari luar negeri. Untuk
mendukung program tersebut diperlukan talaksana pemeliharaan sapi potong
melalui inovasi teknologi perkandangan. Tatalaksana perkandangan merupakan
salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan
sapi potong.
khususnya peternakan rakyat. Kontruksi kandang belum sesuai dengan
persyaratan teknis akan mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam
penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi
kandang belum mberikan
keleluasaan, kenyamanan dan kesehatan bagi ternak.
Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain
1. memenuhi
persyaratan kesehatan ternaknya,
2.
mempunyai
ventilasi yang baik,
3. efisiensi
dalam pengelolaan
4. melindungi
ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian
5. sertatidak
berdampak terhadap lingkungan sekitarnya
Bentuk dan tipe kandang hendaknya disesuaikan dengan lokasi
berdasarkan
agroekosistemnya, pola atau tujuan pemeliharaan dankondisi fisiologis ternak.
Petunjuk
teknis perkandangan sapi potong ini memuat beberapatipe / macam kandang
berdasarkan bentuk dan fungsinya serta berdasarkan tujuan atau pola
pemeliharaannya
2.
Identifikasi
masalah
Ø Apa fungsi
kandang
Ø Apa saja
persaratan kandang
Ø Bagaimana tipe kandang berdasarkan bentuk dan
fungsinya
3.
Maksud dan
tujuan
Ø Supaya
mahasiswa mengetahui fungsi kandag
Ø Tau dari
persaratan kandang
Ø Mengetahui
tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya
BAB II
ISI
PEMBAHASAN
2.1 FUNGSI
KANDANG
1. Melindungi
ternak dari perubahan cuaca atau iklim yan ekstrim
(panas,
hujan dan angina).
2. Mencegah dan
melindungi ternak dari penyakit.
3. Menjaga
keamanan ternak dari pencurian.
4. Memudahkan
pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti
pemberian
pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkaw n.
5. Meningkatkan
efisiensi penggunaan tenaga kerja.
2.2
PERSYARATAN KANDANG
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatankandang untuk
sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis,kesehatan kandang (ventilasi
kandang, pembuangan kotoran), efisienpengelolaan dan kesehatan lingkungan
sekitarnya.
1. Pemilihan lokasi
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antaralain:
·
Tersedianya
sumber air, terutama untuk minum, memandikan ternak dan membersihkan kandang
·
Dekat dengan
sumber pakan.
·
Transportasi
mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran
·
Areal yang
ada dapat diperluas
2. Letak bangunana.
·
Mempunyai
permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi sekelilingnya, sehingga idak terjadi
genangan air dan pembuangan kotoran lebih mudah.
·
Tidak
berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan,minimal 10 meter
·
Tidak
menggangu kesehatan lingkungan
·
Agak jauh
dengan jalan umum
· Air limbah
tersalur dengan baik
3. Konstruksi
Konstruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara
yang baik, tidak lembab dan mempunyai empat penampungan kotoran beserta saluran
drainasenya. Kontruksi kandang harus mampu menahan beban benturan dan dorongan
yangkuat dari ternak. serta menjaga keamanan ternak dari pencurian. Penataan
kandang dengan perlengkapannya hendaknya dapat memberikan kenyamanan pada
ternak serta memudahkan kerja bagi petugas dalam memberi pakan dan minum,
pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan ternak.Dalam mendesain konstruksi
kandang sapi potong harus didasarkan agroekosistem wilayah setempat, tujuan
pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Model kandang sapi potong didataran
tinggi, diupayakan lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca yang
dingin, sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang yang
lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang dibedakan
berdasar
status fisiologis dan pola pemeliharaan dibedakan yaitu kandang pembibitan,
penggemukan, pembesaran, kandang beranak/menyusui, kandang pejantan, kandang
paksa, .
4. Bahan
Dalam pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi dan tujuan usaha untuk jangka panjang, menengah atau pendek. Pemilihaan
bahan kandang
hendaknya
minimal tahan untuk jangka waktu 5 –10 tahun, dengan memanfaatkan dari
bahan-bahan lokal yang banyak tersedia. Bagianbagian dan bahan kandang yaitu :
a. lantai
Lantai kandang harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar,
mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang adadiatasnya. Lantai kandang
dapat berupa tanah yang dipa n, betonatau pasir cemen (PC) dan kayu yang kedap
air.
b. kerangka
Dapat terbuat dari bahan besi, besi
beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang ada
c. atap
Terbuat dari bahan genteng, seng,
rumbia, asbes dan lain-lain.Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya
mengunakan bahan genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap untuk bahan
genting adalah 30 – 45 % , asbes atau seng sebesar 15 – 20 % dan rumbia atau
alang-alang sebesar 25 – 30 %, Ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5 – 4,5
meter dan dataran tinggi 2,5 – 3,5 meter
d. dinding
Dibuat dari tembok, kayu, bambu atau
bahan lainnya, dibangunlebih tinggi dari sapi waktu berdiri. Untuk dataran
rendah, yang suhu udaranya panas dan tidak ada angin kencang, bentuk di ing
kandang adalah lebih terbuka, sehingga cukup menggunakan kayu atau bambu yang
berfungsi sebagai pagar kandang agar sapi tidak keluar. Dinding kandang yang
terbuat dari sekat kayu atau bamb hendaknya mempunyai jarak atar sekat antara
40 – 50 cm. Untuk daerah dataran tinggi dan udaranya dingin atau daerah pinggir
pantai yang anginnya kencang, dinding kandang harus lebih
tertutup atau rapat.
e. Lorong atau gang
Merupakan jalan yang terletak
diantara dua kandang individu, untuk memudahkan pengelolaan seperti pemberian
pakan, minum dan pembuangan kotoran. Lebar lorong disesuaikan dengan kebutuhan
dan model kandang, umumnya bekisar antara 1,2–1,5 meter. Lorong kandang
hendaknya dapat dilewati kereta dorong (gerobak) untuk mengangkut bahan pakan
dan bahan keperluan lainnya
5. Perlengkapan kandang
Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong meliiputi :
palungan
yaitu tempat pakan, tempat minum, saluran darinase,tempat penampungan kotoran,
gudang pakan dan peralatan kandang. Disaping itu harus dilengkapi dengan tempat
penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang
dihubungkan
dengan pipa ke seluruh kandang.
a. Palungan
Palungan merupakan tempat pakan dan
tempat minum yang berada didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan
uran mengikuti lebar kandang. Kandang individu yang mempunyai lebar kadang
sebesar 1,5 meter, maka panjang tempat pakan berkisar antara 90 – 100 cm dan
tempat minum berkisar antara 50 – 60 cm.
Sedangkan lebar palungan adalah 50 cm, dan tinggi
bagia luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40 cm. Ukuran palungan untuk kandang
kelompok adalah mengikuti panjang kandang, dengan proporsi tempat minum yang
lebih kecil dari tempat pakan
b. Selokan
Merupakan saluran pembuangan kotoran
dan air kencing yangberada dibelakang kandang ternak individu (Gambar 5).
Ukuran selokan kandang disesuaikan dengan kondisi kandang tujuan pemeliharaan.
Ukuran selokan digunakan pada untuk kandang individu, dengan ukuran lebar 30 –
40 cm dan dalam 5 – 10 cm
Gambar Selokan
pembuangan air dibelakang ternak
c.
Tempat
penampungan kotoran
Tempat penampungan kotoran bak
penampungan yang terletak dibelakang kandang, ukuran dan bentuknya disesuikan
dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya.
Pembuangan kotoran dari kandang kelompok dilakukan setiap 3-4
bulan sekali
sesuai dengan kebutuhan, berupa bak penampungan dan berfungsi untuk proses
pengeringan dan pembusukan feses menjadi kompos.
Tempat penampungan kotoran feses dari kandang individu adalah produk akhir
berupa biogas atau kompos saja, tergantung tujuan pemanfaatannya. Pengumpulan
kotoran kandang berupa feses dan air kencing setiap hari dilakukan melalui
saluran drainase menuju tempat penampungan, yang letaknya lebih rendah dari
kandang.
Tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tujuan kompos, adalah berupa 3
buah bak penampungan dan penyaringan dan 3 buah bak pengeringan yang terletak
diatasnya. Sedangkan tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tuj biogas adalah
berbetuk tangki penampungan yang terbuat dari beton atau
plastik
Tempat pengumpulan dan penyaringan Kotoran kandang
d. peralatat
Beberapa
peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong meliputi : sekop untuk
membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).
Tempat
pembuatan biogas
2.3 TIPE KANDANG BERDASARKAN BENTUK
DAN FUNGSINYA
1. kandang
individu
Kandang individu atau kandang
tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu kandang. Pada bagian depan
ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian
belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah pada kandang tipe ini
lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai palungan sampai bagian badan
ternak atau mulai palungan sampai batas pinggul ternak Tinggi sekat pemisah
sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang ndividu diikat
dengan tali tampar pada lantai depan guna menghindari perkelahian sesamanya
Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar
panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter
Biaya kandang individu lebih tinggi dibanding kandang kelompok(biaya
pembuatan kandang, biaya tenaga kerja untuk memandikan sapi dan pembersihan
kandang). Kelebihan kandang individu dibanding kandang kelompok yaitu : sapi
lebih tenang dan tidak mudah stress, pemberian pakan dapat terkontrol sesuai
dengan kebutuhan ternak, menghindari persaingan pakan dan keributan da m
kandang.
Menurut susunannya, terdapat tiga macam kandang individu yaitu
a.
Satu baris
dengan posisi kepala searah
b. Dua baris
dengan posisi kepala searah, dengan lorong ditengah
c.
Dua baris
dengan posisi kepala berlawanan , dengan lorong di tengah
Kandang
individu satu baris searah tanpa dari samping depan
Kandang
individu satu baris searah tampak daridepan tampak dari samping belakang
Kandang
individu model dua baris kepala searah dengan lorong ditengah
Kandang indivdu dengan model satu baris kepala searah, biasanya menggunakan
tipe kandang yang mempunyai atap satu bi g (Shade), dimana lorong yang
digunakan untuk memberi pakan dan minum terletak di muka deretan kandang
Kandang
individu model dua baris, biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap
dua bidang (Gable, Monitor dan Semi monitor). Lorong ditengah pada kandang yang
mempunyai posisi kepala searah adalah untuk memberi pakan dan minum, sedangkan
pada kandang
yang mempunyai posisi kepala berlawanan, lorong ditengah adalah untuk
membersihkan kotoran dan feces
2. Kandang kelompok
Kadang kelompok atau dikenal dengan
koloni/komunal merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan
ekor ternak, secara bebas tanpa diikat.Keunggulan model kandang kelompok
dibanding kandang individu adalah efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja rutin
terutama pembersihan kotoran kandang ,memandikan sapi, deteksi birahi dan
perkawinan alam.Dalam hal ini satu orang tenaga kandang mampu menangani sekitar
50 ekor, bila dibanding kandang individu sekitar 20 – 25 ekor.. Berdasarkan
bentuk atap, kandang kelompok terdapat dua macam yaitu:
a. a Kandang
kelompok beratap seluruhnya
b. Kandang
kelompok beratap sebagian.
Kandang kelompok beratap seluruhnya
merupakan kandang kelompok terhindar dari pengaruh hujan dan mata hari. Tipe
lantai yang digunakan kandan ni adalah alas litter, dan pembongkaran litter
lantai kandang di kukan apabila tinggi litter mencapai setinggi 40 cm, atau
dilakukan pembersihan sekitar 3 – 4 kali dalam setahun. Alas letter dari
kandang kelompok selanjutnya dikumpulkan dan dikeringkan di tempat penampungan
Kandang
kelompok beratap seluruhnya
Kondisi
ternak dalam kandang kelompok
untuk
digiling sebagai kompos yang baik. Kapasitas tampung ternak dalam satu kandang model
ini adalah sekitar per ekor 5–6 m2, dan disesuaikan dengan kondisi litter,
yaitu semakin padat kondisi litter akan mudah becek.
Sepanjang bagian sisi kandang dilengkapi dengan tempat palungan
yaitu pada
sisi depan untuk tempat pakan hijauan dan tempat air minum secara terpisah,
sedangkan pada sisi belakang kandang palungan untuk tempat pakan penguat atau
konsentrat. Kandang kelompok beratap sebagian merupakan kandang kelompok, pada
bagian depan kandang (terutama tempat lungan) ditutupi oleh atap. Kandang
kelompok model ini identik dengan kandang pelumbaran terbatas
Lantai kandang model ini menggunakan lantai semen atau
betton
berpori (model wavin) terutama pada bagian lantai yang tidak beratap. Pada
bagian belakang kandang dilengkapi selokan
pembuangan terutama untuk menjaga
kebersihan lantai ka ng pada
musim hujan.
Alas lantai pada model kandang ini tidak menggunakan alas dasar litter, namun
bahan alas litter hanya disebarkan pada lantai (terutama lantai yang beratap)
yang becek. Pembuangan feses dilakukan secara berkala yaitu 3 – 4 kali setahun
atau sesuai
kebutuhan.
Kelebihan sistem perkandang ini adalah ternak lebih bebas dan
adanya rak
penyimpanan pakan kering (seperti jerami) sehingga pakan hijauan kering selalu
tersedia.
Kandang
kelompok beratap sebagian beserta rak penyimpananpakan
2.4 TATALAKSANA
PERKANDANGAN
Tatalaksana perkandangan sapi potong sesuai dengan tuj
danpola pemeliharaan meliputi kandang pembibitan, pembesaran dan
penggemukan.Sedangkan kandang pendukungnya adalah kandang beranak atau kandang
laktasi, kandang pejantan, kandan
perawatan dan kandang paksa.
1. Kandang pembibitan
Tatalaksana kandang untuk pembibitan digunakan untuk
pemeliharan
induk/calon induk dengan tujuan untuk men hasilkan anak atau pedet sampai sapih
umur 4–7 bulan. Tipe kandang untuk program pembibitan sapi potong berdasarkan
program perkawinanya, yaitu menggunakan
kandang individu atau kandang kelompok. Kandang individu bila perkawinannya
menggunakan kawin suntik (IB) atau dibawa ke pejantan sesuai dengan
keinginannya. Kandang kelompok yaitu kawin dengan pejantan yang ada dalam
kandang tersebut.
Pola pemeliharaan induk pada kandang individu membutuhkan pengamatan
terhadap aktivitas reproduksinya yaitu saat birahi, untuk dibawa ke kandang
kawin dengan menggunakan pejantan ya diinginkan. Induk yang telah bunting (8-9
bulan) pada kandang individu, pada kandang beranak/laktasi sampai pedet berumur
2 bulan.Induk laktasi setelah 2 bulan, dikawinkan lagi bila birahi, kemudian
induk dikembalikan pada kandang individu (Gambar 14). Pola pemeliharaan pada
kandang kelompok, tidak membutuhkan pengamatan khusus terhadap aktivitas
reproduksinya karena ternak kawin sendiri dalam kandang saat birahi. Induk saat
bunting (7 – 8 bulan) pada kandang koloni segera ditempatkan pada kandang
beranak sampai anaknya berumur 2 bulan, selanjutnya
setelah induk
laktasi 2 bulan dikembalikan pada pada kelompok semula atau pada kandang
lain yang berbeda pejantannya. Pola pemeliharaan dengan kandang kelompok ini
akan memperpendek jarak beranak atau calving interval dibanding kandang
individu, karena pola perkawinannya terjadi secara alami.
2. Kandang beranak
Kandang beranak atau kandang
menyusui adalah kandang unk pemeliharaan khusus induk atau calon induk yang
telah bunting tua (8-9 bulan) sampai menyapih pedetnya, dengan tujuan menjaga
keselamatan dan keberlangsungan hidup pedet.
Kandang beranak tanpak
Kontruksi
kandang beranak harus memberi kenyamanan dan keleluasaan bagi induk dan pedet
selama menyusui. Kandang beranak termasuk tipe individu yang dilengkapi dengan
palungan pada bagian depan, dan selokan pada bagian dibelakang ternak, serta di
belakang kandang dilengkapi dengan
halaman pelumbaran bar 17). Lantai kandang selalu bersih, kering dan tidak .
Kontruksi pagar pelumbaran adalah lebih rapat yang menjamin pedet tidak keluar
kandang. Luas kandang beranak mempunyai ukuran 3X3 meter termasuk palungan didalamnya.
Pelumbaran
kandang beranak dari dalam.
3. Kandang pembesaran
Kandang pembesaran untuk
pemeliharaan pedet lepas sapih yaitu antara umur 4–7 bulan sampai dewasa antara
umur 18–24 bulan (Gambar 18 dan 20). Tipe kandang ini adalah kandang ke mpok
yang mempunyai pelumbaran. Kontruksi kandang pembesaran unt pedet lepas sapih
harus menjamin ternak tidak bisa keluar pagar serta mampu mencapai pakan di
dalam palungan. Oleh karena itu jarak antar sekat pada pagar dan depan palungan
maximal sebesar 40 cm. Tinggi palungan ke lantai (bagian luar) sekitar 50 cm
dan tinggi palungan bagian dalam sekitar 40 cm ( Gambar 19). Kapsitas kandang
untuk pembesaran per ekor sebesar 2,5 – 3 m. Tatalaksana yang
Kandang
pembesaran tampak dari depan
perlu
mendapat perhatian untuk kandang pembesaran adalah kepadatan kaitannya dengan
kecukupan sarana (palungan), dan kondisi ternak yang dipelihara dalam satu
kandang harus mempunyai kondisi badan yang sama atau hampir sama, untuk
menghindari persaingan sesamanya. Pemeliharaan berikutnya setelah dari kandang
pembesaran dilakukan pemisahan antara jantan dan betina, yaitu ternak jantan
dipelihara pada kandang penggemukan atau sebagai calon pejantan dan yang betina
sebagai replacement stok untuk calon induk.
Ukuran depan
kandang pembesaran
4. Kandang penggemukan
Kandang penggemukan untuk
pemeliharaan sapi jantan dewasa beberapa bulan sampai mencapai bobot tertentu.
Lama pemeliharaan ternak pada kandang penggemukan berkisar antara 4 – 12 bulan,
tergantung pada kondisi awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang
diberikan. Tipe kandang untuk penggemukan jantan dewasa adalah tipe kandang
individu, untuk menghindari perkelahian sesamanya Beberapa model kandang
penggemukan dengan sistem kereman dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak
untuk me urangi kehilangan energi dan mempercepat proses penggemukan.
Kandang
kelompok pembesaran
Tempat bank
pakan jerami
5. Kandang paksa
Kandang paksa atau lebih dikenal
dengan kandang jepit lah untuk melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan
kesehatan (potong kuku) dan lain sebagainya. Kontruksi kandang paksa harus kuat
untuk menahan gerakan sapi. Ukuran kandang paksa yaitu panjang sebesar110 cm,
lebar sebesar 70 dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi depan kandang
dibuat lang untuk menjepit leher ternak.
Kandang
paksa tampak dari samping
6. Kandang
pejantan
Kandang pejantan untuk pemeliharan
sapi jantan yang k usus digunakan sebagai pemacek. Tipe kandang pejantan adala
individu yang dilengkapi dengan palungan (sisi depan) dan saluran pembuangan
kotoran pada sisi belakang (Gambar 23). Kontruksi kandang pejantan harus kuat
serta mampu menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan
keleluasaan bagi ternak. Luas kandang pejantan adalah panjang (sisi samping)
sebesar 270 cm dan lebar (sisi depan) sebesar 200 cm.
Kandang
pejantan
7. Kandang karantina
Kadang karangtina digunakan kandang
khusus mengisolasi ternak dari ternak yang lain dengan tujuan pengobatan dan
pencegahan penyebaran suatu penyakit. Kandang karangtina letaknya terpisah dari
kandang yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Kandang merupakan suatu
bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal ternak untuk sebagian atau
sepanjang hidupnya. Selain kandang suatu peternakan yang dikelola dengan tata
laksana pemeliharaaan yang baik memerlukan sarana fisik sebagai penunjang dan
kelengkapan. Sarana fisik tersebut antara lain kantor kelola, gudang, kebun
hijauan makanan ternak dan jalan. Komplek kandang dan bangunan-bangunan
pendukung tersebut disebut sebagai perkandangan. Dengan demikian perkandangan
adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun
prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan.
Pungsi kandang yaitu:
1. Melindungi
ternak dari perubahan cuaca atau iklim yan ekstrem
(panas, hujan dan angina).
2. Mencegah dan
melindungi ternak dari penyakit.
3. Menjaga
keamanan ternak dari pencurian.
4. Memudahkan
pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti
pemberian
pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan .Meningkatkan efisiensi
penggunaan tenaga kerja
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus,2000.
PenggemukanSapi Potong dengan Menggunakan
Probiotik
Starbio. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Padang
Marpoyan–Riau.Badan
Litbang Pertanian.
Dirjen
Peternakan. 2006. Implementasi Program menuju swasembada
daging 2010.
Strategi dan Kendala. Makalah disampaikan pada
Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. P bang
Peternakan.
Hall,J.M.
and R. Sansoucy. 1981. Open Yard Housing for Young
Cattle. Food
and Agriculture Organization of The United Nation.
Rome.
O’Mary,C.C.
and I.A.Dyer. 1972 Commercial Beef Cattle n.
Lea &
Febiger. Philadelphia.
Siregar,
A.R., B.Hariyanto, E.Setiawan dan A.Mulyadi.1996. Pedoman
Usaha Sapi
Bakalan dalam SistemUsaha Pertanian Berwawasan
Agrisnis
Komponen Ternak.
PusatPenelitiandanpengembanganPeternakan.
Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar