Sabtu, 20 Februari 2016

PENGARUH TEPUNG AMPAS TAHU FERMENTASI DENGAN EM4 DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK

PENGARUH TEPUNG AMPAS TAHU FERMENTASI DENGAN EM4 DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS
TELUR ITIK     
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Rancangan percobaan


Oleh :
ROPI CANDRA
13.1000.5311.014



FAKULTAS PERTANIAN PRODI PETERNAKAN
UNIVERSITAS TAMANSISWAPADANG
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
peningkatan jumlah penduduk yang pesat,peningkatan pendapatan perkapita serta
bertambahnya pengetahuan mengenai kebutuhan akan gizi, terutama kebutuhan protein hewani menyebabkan permintaan terhadap telur terus meningkat. telur itik merupakan salah satu produk dari ternak itik yang dapat memberikan sumbangan besar dalam pencapaian gizi masyarakat.
            banyak penduduk memelihara itik sebagai usaha sambilan, keuntungan yang diperoleh digunakan sebagai tambahan pendapatan keluarga, serta memenuhi gizi anggota keluiarga. pemeliharaan itik secara sambilan maupun sebagai usaha komersial, dipengaruhi oleh makanan, karena makanan merupakan salah satufaktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan dan perkembangan usaha. Masalah yang sering muncul pada usaha peternakan adalah tingginya biaya pakan, karena bahan penyusun ransum banyak yang di import seperti  : bungkil kedele dan jagung. Untuk mengatasi masalah diatas perlu dicarikan solusinya supaya bahan makanan yang digunakan tidak akan menurunkan kualitas telur, seperti ampas tahu. Limbah ampas tahu dapat menimbulkan masalah lingkungan, karena dapat menimbulkan persenyawaan yang berbau busuk. Agar ampas tahu ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak.
            Ampas tahu adalah salah satu limbah industry pertanian yang mudah didapat dan memiliki kandungan gizi cukup tinggi, terutama kandungan proteinnya 26,84%  selain itu ampas tahu memiliki serat kasar yang tinggi 12,76%, sehingga menjadi kendala bagi ternak apa bila diberikan dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu perlu dilakukan fermentasi, diantaranya menggunakan EM4 untuk meningkatkan daya cerna protein, serta serat kasar dan lemak.
            Efektive microorganism (EM4) merupakan biakan dari campuran banyak mikroorganisme yang terdiri dari lactobacillus. EM4 bermanfaat dalam mengurai polusi bau, khususnya pada kandang dan lingkungan sekitarnya serta dapat menguranggi stress pada ternak, menyumbangkan mikroorganisme yang menguntungkan di dalam system pencernaan ternak, meningkatkan nafsu makan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas telur. Hasil fermentasi yang telah diteliti di laboratorium nutrisi dan makanan ternak fakultas peternakan Unand (2006) yaitu : menghasilkan kandungan zat gizi, protein 31,35% serat kasar 12,76%, lemak 11,66 % dan ME 4082.
            Bedasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Tepung Ampas Tahu Fermentasi Dengan EM4 dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Itik” sehingga diharapkan nantinya memberikan informasi pada peternak, khusunya bagi peternak itik.
B.     Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pemberian Tepung ampas tahu fermentasi dalam ransum ternak itik terhadap telur itik.

C.    Hipotesis
            pemakaian tepung ampas tahu fermentasi sebanyak 17,5% dalam ransum ternak itik mempertahankan kualitas telur.
D.    Manfaat penelitian
1.   Meningkatkan pemanfaatan limbah ampas tahu yang selama ini merupakan limbah hasil industry pertanian.
2.   Memberikan informasi kepada peternak itik, bahwa tepung ampas tahu dapat ditingkatkan penggunaannya kalau dilakukan fermentasi.














C.    Faktor yang mempengaruhi ampas tahu fermentasi dengan EM4 serta kegunaannya
Bahwa makanan harus menyediakan zat-zat makanan yang dapat digunakan untuk membangun dan mengganti bagian-bagian tubuh dan menciptakan hasil-hasil produksinya, disamping itu bahan makanan harus pula memberikan energy untuk keperluan-keperluan tersebut. Anggorodi (1979).
            Ampas tahu adalah hasil ikutan kacang kedele yang mempunyai nilai gizi tinggi. Ampas tahu merupakan pakan sisa dari pembuatan tahu. Hasil fermentasi yang telah diteliti di laboratorium nutrisi dan makanan ternak fakultas peternakan Unand (2006) yaitu : menghasilkan kandungan zat gizi, protein 31,35% serat kasar 12,76%, lemak 11,66 % dan ME 4082.
proses pembuatan tahu tidak semua protein tersebut dapat dimanfaatkan secara efisiensi,lebih-lebih jika pembuatannya masih tradisional, dimana proses penggilingannya kurang sempurna mengakibatkan protein yang tinggal di ampas tahu masih cukup tinggi. Ampas tahu hanya dapat bertahan selama 4 jam dalam keadaan segar.
Fermentasi merupakan salah satu pengolahan dan pengawetan ransum dengan pertolongan mikroba dan fermentasi dapat mempertinggi nilai dan kandungan gizi dari bahan ransum serta dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak disukai(Anas, 1985).
Fermentasi dengan EM4 prinsipnya pengolahan ransum secara fermentasi sebenarnya adalah mengaktifkan pertumbuhan metabolism dari mikroorganisme. Sehingga membentuk produk yang ditumbuhkan, yang berbeda dengan bahan bakunya (Fordiaz, 1998). Protein mikroorganisme dapat meningkatkan mutu limbah menjadi ransum (Apandi, dkk.1984). Pemanfaatan limbah ini bertujuan untuk mencegah polusi lingkungan. EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan produksi ternak (deptan RI, 1996). Effectival mikroorganisme yang terdiri dari lactoba cillus Sp yang dikenal sebagai asam, stepto myces sp, ragi, jamur pengurai sililosa dan bakteri foto sitetik. bakteri asam laktat merupakan populasi terbesar dalam biakan tersebut. Selain berfungsi dalam proses fermentasi dan dekomposis di bahan EM4 juga mempunyai manfaat lain seperti     :
1.      Menyeimbangkan mikroorganisme yang menguntungkan dalam system pencernaan ternak.
2.      Meningkatkan nafsu makan ternak.
3.      Meningkatkan kualitas dan kuantitas .
4.      menyehatkan ternak.
5.      Mengurangi stress atau bau pada ternak.
6.      Mengurangi populasi bau khususnya pada kandang ternak dan ligkungan ternak.
proses fermentasi dari bahan organic menggunakan larutan EM4 perlu diperhatikan jenis subtract dan level inokulum yang digunakan, karena pertumbuhan mikroorganisme membutuhkan zat makanan dan medi tumbuhnya (Peppler, 1973).




MATERI DAN METODE PENELITIAN

A.    Materi penelitian
a.       Itik yang sedang berproduksi sebanyak 50 ekor setelah bertelur 5%.
b.      Ransum penelitian terdiri dari campuran konsentrat CP 124, jagung kering, tepung tulang, ampas tahu fermentasi.
c.       Peralatan penelitian yang dibutuhkan seperti : timbangan ohaos kapasitas 610 gram, wadah pengaduh makanan (baskom).
d.      Alat laboratorium untuk menentukan kualitas telur : timbangan elektrik, micrometer, dial indicator egg yolk colour fan dan jangka sorong.
B.     Metode penelitian
1.      Rancangan yang digunakan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan 4 kali ulangan. sebagai perlakuan yaitu pemakaian ampas tahu.
A= 7,5% TAT(tepung ampas tahu)
B= 10% TATF (Tepung ampas tahu fermentasi)
C=12,5% TATF
D=15% TATF
E=17,5% TATF
2.      Pelaksanaan
a)      Pembuatan tepung ampas tahu fermentasi
ampas tahu dijemur di bawah sinar matahari kira-kira 5 hari berturut-turut sehingga kadar airnya turun menjadi 5%. Setelah kering ampas tahu dilakukan fermentasi dengan EM4 dan gula 2,5% dan air 60%. Sebelumnya dilarutkan terlebih dahulu dengan air, setelah larut baru larutan tersebut dicampur dengan tepung ampas tahu dan diaduk sampai homogeny kemudian dilakukan penyimpanan kedalam plastik dengan pemadapatan sehingga keadaan dalam kantong plastic tidak ada udara sama sekali. Penyimpanan dilakukan selama 5 hari, setelah itu tepung ampas tahu fermentasi dibuka dan dikeringkan kembali.
b)      Pengadukan ransum
Pengadukan bahan-bahan penyusunan ransum dilakukan secara manual yaitu dengan mencampurkan bahan-bahan yang jumlahnya palinh sedikit dulu sampai ke jumlah yang banyak. bahan ransum penelitian dari campuran konsentrat CP 124. Jagung kuning, dedak halus, grit, tepung tulang dan tepung ampas tahu sebagai perlakuan. Ampas tahu yang dilakukan terlebih dahulu di jemur hingga kuning, kemudian digiling hingga halus.
c)      Persiapan kadang
Sebelum penelitian dimulai, kadang dibersihkan terlebih dahulu kemudian dilakukan pengapuran dan disemprot dan dengan desintekton untuk membunuh bibit penyakit serta bakteri yang merugikan, selanjutnya dilakukan pengecekan kandang.
d)     periode pemeliharaan
      Ternak itik di tempatkan pada kandang yang sebelumnya telah diacak sebanyak 10 ekor tiap petak kandang diberikan air minum dan makanan sudah disediakan sesuai dengan masing-masing perlakuan.
e)      pengamatan terhadap produksi telur
Dilakukan setelah itik bertelur 50%, telur diambil selama 1 hari seusai dengan peubah yang diamati.
3.      Peubah yang diukur
a)      Konsumsi ransum
Dihitung berdasarkan jumlah ransum yang diberikan dalam seminggu dikurangi dengan jumlah yang tersisa pada pagi hari minggu tersebut kemudian dijumlahkan selama penelitian (gram/ekor).
b)      kualitas telur
Bagian luar dan bagian dalam telur, dihitung berdasarkan keadaan fisik telur (Heuser, 1952).

1)      Bagian luar
(1)   Berat telur, diambil dan ditimbang untuk ditentukan berupa beratnya.
(2)   Ketebalan kulit telur, telur dipecahkan kemudian diambil kerabangnya dan diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong pada tiga tempat bagian tengah, ujung yang terkumpul dan yang runcing kemudian diambil rata-ratanya.
2)      Bagian dalam (isi telur)
(1)   ketinggian kuning telur, telur dipecahkan dan diletakkan di atas wadah kemudian diukur tinggi kuning telurnya dengan micrimeter. Satuanya haughty unit.
(2)   Warna kuning telur, telur dipecahkan dan cocokkan warna kuning telur dengan warna yang ada pada ala troche yolk colourfan.

C.    Waktu dan tempat penelitian
Insya allah penelitian ini akan dilaksanakan di nagari muaro gadang timur kabupaten pesisir selatan.














DAFTAR PUSTAKA

Anas, Y. 1985. Fermentasi kedele dengan cendawan, Rhizopus Sp pada pembuatan
            tempe. Skripsi Falkultas Pertanian Universitas Andalas Padang.
Anggrodi, R. 1979, Ilmu makanan ternak umum.
Hasriwati, 2003. Pengaruh pemberian EM4 dan tepung isi rumen terhadap kualitas telur
            puyuh. Universitas Tamansiswa Padang.
Imalosita. JPB. 1981 Studi pemnanfaatan limbah tahu. Falkultas teknologi Pertanian IPB
            Bogor.






contoh daftar hadir ropi

DAFTAR HADIR IKATAN MAHASISWA PESISIR SELATAN
UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG
(IMAPESS UNITAS)
PEMBERI MATERI      :
HARI/TANGGAL          :
KEGIATAN/AGENDA  :1.
                                     2.


NO

NAMA

ALAMAT KAMPUNG

ALAMAT KOST

ANGKATAN

NO HP
TANDA TANGAN


1









2









3









4










5









6









7









8








9








10








11







12







13

14








15








16








17








18








19








20







21








22








23








24








25







                                               
“IMAPESS UNITAS ADA KARNA KITA ADA DI UNIV.TAMANSISWA”

                        “KALO BERSAMA INSYA ALLAH PASTI ADA JALAN”